Kudisan merupakan penyakit kulit yang sering dijumpai terutama pada mereka dengan higiene yang buruk.
Penyebab penyakit kulit ini adalah tungau yang memiliki empat pasang kaki dan berukuran sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Tungau ini disebut Sarcoptes scabiei. Berdasarkan nama ini, maka penyakit yang disebabkannya disebut skabies.
Penyakit kudis ditandai oleh berbagai macam gejala kulit. Diantaranya adalah timbul benjolan-benjolan kecil berwarna kemerahan. Selain itu dapat ditemukan garis-garis merah atau keabuan berukuran 2 – 15 mm. Garis ini sebenarnya merupakan terowongan-terowongan yang dibuat oleh Sarcoptes scabiei dalam beraktifitas. Terowongan ini tidak begitu tampak dengan mata telanjang.
Gejala kulit di atas paling sering dijumpai pada permukaan tubuh yang berkulit tipis seperti sela jari tangan, pergelangan tangan, siku, kulit sekitar payudara, bokong, atau perut bagian bawah.
Gejala lain yang menyertai gejala kulit adalah rasa gatal yang hebat, terutama di malam hari. Rasa gatal ini akan mendorong penderita untuk menggaruk, sehingga akan timbul luka, yang memicu munculnya infeksi sekunder oleh bakteri.
Selanjutnya gejala kulit akan menyebar seiring dengan timbulnya sensitisasi kulit oleh tungau.
Pengobatan penyakit kudis atau skabies umumnya dengan obat salep atau krim. Contohnya salep 2-4, emulsi benzil benzoas, gameksan, permetrin HCl, lindane, sulfur presipitatus, atau gama benzene hidroklorida. Tetapi, pada kasus yang berat dimana sebagian besar tubuh terkena, digunakan obat minum yang mengandung ivermectin.
Walaupun pengobatan berhasil, rasa gatal tidak serta merta menghilang. Biasanya butuh beberapa hari sebelum rasa gatal menghilang secara total.
Untuk menghindari penularan kepada orang lain, pakaian, seprei, handuk, dll milik penderita hendaknya direbus dalam air panas untuk membunuh tungau.
Sumber : Warta Medika
0 respon:
Posting Komentar
give me an idea...