Rabu, 05 Januari 2011

Analisa Teknis
Campuran oli, cuka dan bawang merah mampu membunuh tungau Sarcoptes karena berkaitan dengan pola daur hidup tungau ini. Tungau betina Sarcoptes hidup dengan membuat lubang-lubang dangkal pada lapisan tanduk dari kulit untuk melerakkan telur. Telur tersebut akan menetas menjadi larva yang selanjutnya menjadi nimfa. Larva dan nimfa ini bisa tetap berada di dalam lubang atau keluar ke permukaan kulit. Proses pengelupasan kulit normal juga menyebabkan lubang tungau terekspos. Larva dan nimfa yang ada di dalam lubang tungau ataupun yang ada di permukaan kulit potensial untuk menyebarkan scabies ke hewan lain melalui kontak langsung (Blood et al, 1986). Pemberian campuran oli secara merata pada kulit yang terserang scabies menyebabkan
lubang-lubang tungau tertutup yang juga menutup jalur oksigen. Akibatnya tungau, larva maupun nimfa yang ada di dalam tungau mayi kekurangan oksigen. Adapun bawang merah mengandung sulfur (www.asiamaya.com, 2007) yang menurut Amstutz et al (1986), sulfur merupakan salah satu unsur yang efektif untuk mengobati scabies.

Analisis Ekonomi
Perbandingan analisis ekonomi antara penggunaan ivermectin dan bahan-bahan tradisional untuk pengobatan scabies dilakukan sebagai berikut:
•     Pengobatan dengan ivermectin (perlakuan IV) minimal membutuhkan 2x injeksi dengan biaya masing – masing kurang lebih Rp. 15.000 – Rp. 20.000/ ekor / kali injeksi (termasuk biaya obat dan biaya petugas kesehatan hewan yang akan semakin mahal bila jarak dari lokasi ke Poskeswan semakin jauh). Selang antara injeksi pertama dan kedua adalah 21 hari sehingga waktu yang dibutuhkan sampai kesembuhan total adalah 42 hari dengan total biaya Rp. 30.000 – 40.000/ekor.
•     Sementara dengan menggunakan bahan-bahan alternative biaya yang dibutuhkan per paket obat yang bisa digunakan selama 1 minggu adalah sebagai berikut:
•     * Perlakuan I (Vaselin belerang 3%) membutuhkan 97 gr vaselin dan 3 gr sulphur dengan harga: Rp. 60/gr untuk vaselin dan Rp. 150/gr untuk sulphur (total = Rp. 6.270).
•     * Perlakuan II (Oli belerang 3%) membutuhkan 97 ml oli dan 3 gr belerang dengan harga: Rp. 10/ml oli (atau gratis bila menggunakan oli bekas) dan Rp. 150/gr belerang (total = Rp. 1420 atau hanya Rp. 450 bila menggunakan oli bekas).
•     * Perlakuan III (Oli Cuka 3% + bawang merah) membutuhkan 97 ml oli + 3 ml cuka dan 5 butir bawang merah dengan harga: Rp. 10/ml oli (atau gratis bila menggunakan oli bekas), Rp. 4/ml cuka dan ± Rp. 250 untuk bawang merah ( total = Rp. 1.332 atau hanya Rp. 362 bila menggunakan oli bekas).
Berdasarkan hasil pengamatan pada ketiga kelompok perlakuan terlihat bahwa perlakuan I mulai menunjukkan kesembuhan pada minggu ke-3 dan dari wawancara petani, mereka menghentikan pengobatan ketika tanda kesembuhan seperti keringnya keropeng dan mulai tumbuh bulu di bekas keropeng mulai tampak. Sementara pada kelompok II dan III tanda kesembuhan bahkan beberapa kambing sudah tertutup bulu pada minggu ke-6 perlakuan.
Perbandingan biaya pengobatan pada semua kelompok untuk menuju kesembuhan adalah sebagai berikut:
1.       Kelompok I = 3 minggu x Rp. 6.270 = Rp. 18.810.
2.       Kelompok II = 6 minggu x Rp. 1420 = Rp. 8.520.
3.       Kelompok III = 6 minggu x Rp. 1.332 = Rp. 7.992.
4.       Kelompok IV = 2 x Rp. 15.000 – Rp. 20.000 = Rp. 30.000 – Rp. 40.000 dalam waktu 3 minggu.
Dari perbandingan biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk kesembuhan, tampak bahwa penggunaan bahan-bahan alternative tidak kalah dengan penggunaan obat standar (ivermectin) untuk pengobatan scabies. Kelompok II dan III menunjukkan waktu dua kali lipat untuk mencapai kesembuhan dibandingkan kelompok IV namun dari perbandingan biaya penggunaan bahan II dan III masih merupakan pilihan yang lebih menguntungkan bagi petani terutama petani dengan ekonomi lemah.
lebih lengkap di sini

0 respon:

Posting Komentar

give me an idea...

pakarmulyo™ pastinya